|
|
|
|
|
|
|
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. atas
segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penelitian ilmiah
yang berjudul tentang sampah ini dapat terselesaikan. Penulis sangat tertarik
untuk ikut serta memikirkan masalah lingkungan hidup yang semakin tidak
terkendali, khususnya masalah sampah baik secara teknik maupun secara sistemik.
Seiring dengan berkembangnya pembangunan di Indonesia,
tidak terasa masalah-masalah lingkunganpun bermunculan, hal ini tentunya tidak
dibiarkan demikian saja karena di lain pihak akan menimbulkan dampak yang
merugikan. Usaha pemulihan kembali masalah lingkungan memang ada, tetapi usaha
itu perlu ditingkatkan lagi, khususnya pada penekanan pengolahan dan sistem
yang efektif dan efisien dalam penanganan sampah/limbah yang dihasilkan dari
aktivitas kehidupan masyarakat, khususnya dalam menata kembali manajemen
operasinya.
Dalam penulisan karya tulis ini, merupakan langkah
awal penulis untuk senantiasa peduli dan prihatin dengan permasalahan sampah
yang terjadi serta mampu berpikir secara sistemik dalam penanganan sampah dan
manajemen operasinya yang semakin menghantui kehidupan manusia. Dan besar harapan
penulis, karya tulis ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan mendapat tindak
lanjut untuk evaluasi pada tahap kegiatan kedepan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya
kepada Yth :
1.
Bpk. Saharrudin,S Pd, M Psi
selaku kepala sekolah
2. Ibu
Hj.Endang Fitriah selaku Guru
Pembimbing
3. Orang
tua kami yang telah membantu kami baik secara moril maupun secara materil.
Maret, 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
·
Latar
Belakang & Perumusan Masalah
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang
dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang
buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah
organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di
suatu daerah.
Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat
besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir
(TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada
lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam
memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk
tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA)
Sampah
merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di
Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu
menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia
menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk
khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering
kita lihat.
Sampah yang menumpuk di
salah satu sudut jalan kota Pekanbaru pada tanggal 26 April 2011
Sampah yang menumpuk
pada tanggal 3 Maret 2012 di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru+-
SMPN 8, Samarinda Seberang,16 Maret 2012
Karena masalah ini kami mencoba untuk menggali potensi
dari sampah organik yang terdapat di jalan hertasning untuk diolah menjadi
bahan lebih mempunyai manfaat dari pada hanya dibuang begitu saja dan tidak
memberikan dampak yang positif.
Ø TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah
SISTEMATIKA PENULISAN :
Penulisan ini kami susun dengan sistematika
sebagai berikut :
·
BAB
1 (PENDAHULUAN)
1.
Latar Belakang &
Perumusan Masalah
2.
Tujuan
3.
Sistematika
Penulisan
·
BAB
2 (PEMBAHASAN)
1.
Pengertian
Sampah
2.
Jenis-jenis
Sampah
3.
Penggolongan
Sampah
4.
Prinsip
Pengolahan Sampah
5.
Pengelolaan
Sampah
·
BAB
3 (PENUTUP)
1.
Kesimpulan
2.
Saran
PEMBAHASAN
·
PENGERTIAN SAMPAH
Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Jenis-Jenis Sampah :
Ø
Berdasarkan
Sumbernya :
v
Sampah Alam
v
Sampah Manusia
v
Sampah Konsumsi
Ø Berdasarkan Sifatnya :
1.
Sampah Organik - Dapat Diurai (Degradable)
Yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Jenis-Jenis
Sampah Organik
Sampah organik
berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah
organik sendiri dibagi menjadi :
1. Sampah Organik Basah.
Istilah
sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
2. Sampah Organik Kering.
Sementara bahan
yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.
·
Kelebihan
Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah
tangga.
-
Mampu
menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
-
Mengurangi
tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
-
Membantu
pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
-
Menghemat biaya
pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
-
Mengurangi
kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
-
Menyelamatkan
lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah
longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
·
Kekurangan
Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi
pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun
kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan,
pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk
mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.
2. Sampah
Anorganik - Tidak Terurai (Undegradable)
Yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas,
baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Ø Berdasarkan Bentuknya :
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak
dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
v
Sampah
Padat
Sampah
padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari
barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,
kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu
sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu
sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
§
Recyclable
: Sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan
lain-lain.
§
Non-Recyclable
: Sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal
dan lain-lain
v
Sampah
Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan
dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
§
Limbah Hitam : Sampah
cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
§
Limbah Rumah Tangga : Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar
datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur,
dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi.
Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak
membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
v
Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
v
Sampah Manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan)
penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah
satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
v
Sampah
Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh
(manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang
ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
v
Limbah Radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah
nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan)
Ø
Penggolongan Sampah
Berdasarkan Asalnya :
v
Sampah basil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah
sakit, hotel, dan kantor.
v
Sampah basil kegiatan industri /pabrik.
v
Sampah basil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan,
dan peternakan.
v
Sampah basil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan toko.
v
Sampah basil kegiatan pembangunan.
v
Sampah jalan raya.
Penggolongan Sampah Berdasarkan Komposisinya :
v Sampah seragam. Sampah basil kegiatan industri umumnya
termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas
kertas, karton, kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong seragam atau
sejenis.
v Sampah campuran. Misalnya, sampah yang berasal dari pasar atau
sampah dari tempat-tempat umum yang sangat beraneka ragam dan bercampur menjadi
satu.
Penggolongan Sampah Berdasarkan Lokasinya :
v
Sampah kota (urban) yang terkumpul di kota-kota besar.
v
Sampah daerah yang terkumpul di daerah-daerah luar perkotaan.
Penggolongan Sampah
Berdasarkan Proses Terjadinya :
v
Sampah Alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami. Misalnya rontokan
dedaunan
v
Sampah Nonalami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan
manusia. Misalnya plastik dan kertas
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip
ini dikenal dengan nama 4R, yaitu :
ü
Mengurangi (Reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
ü
Menggunakan Kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (disposable).
ü
Mendaur Ulang (Recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri
tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
ü
Mengganti (Replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Ø Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau
radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan ,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya
tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Ø Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua
tujuan:
§
Ø
Metode Pembuangan
·
Penimbunan darat
Penimbunan
darat sampah di Hawaii.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai , lubang bekas pertambangan ,
atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan
dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan
murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau
sampah , menarik berkumpulnyaHama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah
adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung
kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)
Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat
atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Metode Daur-ulang
Daur ulang adalah
proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan
dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian
dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen
sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce,
and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
dan barang elektronik.
Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang
umumnya menggunakan sampahbiomassa yang
bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur
ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam
secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang
adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan
material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertasdengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertasdengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama.
Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal
dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang
adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk
lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah,
seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau
ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan,
seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
·
Material-material
yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
ü Bahan
bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan
dihancurkan dengan mesin penghancur,
kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah,
dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi
pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk
membuat bahan bangunan baru semacam bata.
ü Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses
daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan
tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai
jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus
ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
ü Barang
Elektronik
Barang elektronik yang
populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum
jelas perhitungan manfaat ekonominya.
Material yang dapat didaur
ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll)
ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel,resistor, plastik, dll).
Namun
tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas
dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski
manfaat ekonominya masih
belum jelas.
ü Logam
Besi dan baja adalah jenis logam
yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah
karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur
ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali.
Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logamtersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
ü Bahan
Lainnya
·
Kaca dapat
juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan
dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru.
Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt,
yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
·
Kertas juga
dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas
jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
·
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
§
PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada
botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
§
HDPE (High Density
Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi)
biasanya terdapat pada botol deterjen.
§
LDPE (Low Density
Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa
terdapat pada pembungkus makanan.
§
PS (polistirena) umum
terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan
dapur lainnya.
Pengolahan kembali secara
fisik
Baja di Buang, dan kelengkapan Dilaporkan dipilih pada kemudahan Central
European Waste Management (Eropah).
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan
sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton,koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan
dikelompokan menurut jenis bahannya.
·
Pengolahan Biologis
Pengkomposan.
Material sampah ((organik)) , seperti zat tanaman , sisa makanan atau
kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan
sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan
potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
·
Pemulihan
energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan
cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara
"perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan
bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler
untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya
dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
dan Gasifikasi
busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian
dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
·
Metode Penghindaran
Dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah".
Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki
barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan
kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak
konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas
tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama (contoh, pengurangan
bobot kaleng minuman).
·
Konsep Pengelolaan Sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,
banyak-konsep yang digunakan adalah:
Diagram dari hirarki limbah.
§
Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan
kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan
keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum
limbah.
§
Perpanjangan
tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR)
adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya
yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk
akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab
produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan
yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung
jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
§
prinsip
pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan
PENUTUP
v
Kesimpulan
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat
berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
v
Saran
Cara
pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu
diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar